Harmonisasi Islam Dalam Kebudayaan Jawa
Oleh: AnneAhira.com Content Team
( 1 ) | Jumlah komentar: Artikel Terkait
Jaman boleh berkembang, namun tiga unsur utama tersebut di atas harus selalu ada. Budaya ini telah mengakar di kehidupan masyarakat Jawa sejak jaman dahulu. Meski Islam telah masuk ke pulau Jawa mulai abad ke 13, namun tidak mengganggu budaya asli Jawa.
Kenapa hal itu bisa terjadi? Karena tiga unsur utama kebudayaan Jawa tersebut memang bersifat elastis sehingga bisa dengan mudah bisa menyatu dengan Agama Islam. Budaya Jawa telah berkembang sejak jaman pra sejarah. Tumpuan utamanya berdasar pada kepercayaan animisme dan dinamisme. Masyarakat Jawa mempercayai adanya suatu kekuatan ghaib yang bisa dimintai tolong untuk menyelesaikan masalah rohani dan duniawi di kehidupan mereka.
Masyarakat Jawa juga percaya selain manusia, di dunia ada suatu kehidupan lain yang kasat mata. Hal ini bisa dibuktikan dengan ditemukannya bangunan-bangunan kuno yang berfungsi untuk mengadakan semacam upacara religi dengan tujuan untuk memuja roh atau dewa yang menguasai jagad raya beserta isinya.
Pada jaman Hindu dan Budha, bisa dilihat bukti lain yang sampai saat ini masih bisa dilihat. Yaitu adanya candi Borobudur dan Prambanan serta candi-candi lain yang tersebar di penjuru pulau Jawa. Hal ini menunjukan adanya suatu keinginan dari masyarakat Jawa agar dapat selalu menjalin hubungan dengan Sang Penguasa Alam secara langsung.
Maka ketika Islam datang kepada mereka, masyarakat Jawa bisa menerimanya tanpa mengalami benturan apapun juga alias bisa berkembang secara damai. Apalagi ketika mulai muncul kerajaan Islam pertama di Jawa, yaitu kerajaan Demak. Pada jaman ini terjadi proses pengalihan dari keyakinan animisme-dinamisme serta Hindu-Budha menuju pada kepercayaan Islam. Pandangan hidup yang sebelumnya bersifat mistis berangsur-angsur menjadi pandangan spiritual tasawuf.
Demikianlah keunikan dari hubungan Islam dan kebudayaan Jawa. Dalam lingkungan tradisi Jawa, telah terjadi penggabungan secara alamiah antara tradisi yang lama dengan pola ajaran Islam yang notabene merupakan budaya baru. Kebudayaan lama tidak mati karena kedatangan Islam. Namun malah sebaliknya, kebudayaan Jawa makin berkembang.
Lalu bagaimana hubungan kebudayaan Jawa dengan Islam pada masa sekarang ini? Seperti telah diuraikan di atas, bila hubungan antara Islam dan kebudayaan Jawa itu punya keunikan tersendiri. Demikian pula saat ini. Keunikan yang muncul sekarang adalah munculnya kegairahan para pemeluk agama Islam di Jawa untuk memantapkan keIslamannya dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban ibadah mereka secara lebih sempurna.
Misalnya, shalat lima waktu, puasa dan seterusnya. Namun di lain pihak mereka tidak pernah meninggalkan tradisi-tradisi Jawa yang telah dianut sebelumnya. Contoh yang paling nyata adalah dalam upacara pernikahan.
Pada umumnya masyarakat Jawa yang beragama Islam mengesahkan hubungan suatu pernikahan dengan tata cara agama Islam pula. Namun untuk penentuan hari dan waktunya selalu mengikuti perhitungan tradisional yang penuh nuansa kekentalan Budaya Jawa.
Budaya, Jawa, Islam, Masyarakat Jawa
Kebudayaan Jawa selalu mengutamakan keseimbangan, keselarasan dan keserasian. Agama Islam bisa diterima masyarakat Jawa karena juga dinilai mengandung tiga unsur penting itu. Sejak jaman dahulu sampai sekarang mereka selalu mengaktualisasikan antara Islam yang menjadi agamanya serta budaya Jawa secara harmonis dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar